KEMBALI DALAM KEHENINGAN

KEMBALI DALAM KEHENINGAN

Doc.Pribadi Barlie

Oleh: Barlie

Keheningan bukan semata ketiadaan suara,
melainkan ruang hening di dalam jiwa—
yang tak terusik oleh keinginan untuk tampil,
atau untuk menang.

Dalam senyap itu,
kita mulai bercakap dengan diri sendiri,
dengan luka-luka yang selama ini disembunyikan
di balik topeng ambisi.

Lalu kita sadar—
bahwa mungkin selama ini,
kita lebih sering menjadi “orang yang diperankan”
daripada “diri yang sebenarnya.”

Dalam dunia politik,
sering kali kita dituntut untuk menyenangkan semua pihak.
Bahkan jika itu berarti—
mengkhianati suara hati kita sendiri.

Kini kita mulai mengerti:
bahwa kekuasaan memang bisa menguatkan,
namun juga bisa menjauhkan kita
dari siapa sebenarnya kita.

Kita pun mengambil jarak.
Bukan untuk lari,
melainkan untuk pulang.

Pulang ke dalam diri.
Pulang ke ruang yang tak haus validasi.
Pulang ke kesunyian yang tak menuntut pencitraan.

Di sana kita belajar—
bahwa menjadi “berarti” tak harus selalu terlihat.
Bahwa menjadi “berkuasa” kadang justru
berarti berani melepaskan sesuatu.

Kita mulai menyadari—
diam bukanlah bentuk kekalahan.
Melainkan kemenangan yang bersifat batin.

Mereka yang hidup dalam sorotan,
sering takut pada gelap.
Namun justru di tengah gelap itulah
kita menemukan cahaya yang sejati—
bukan dari kamera atau mikrofon,
melainkan dari obrolan sunyi
antara hati dan Sang Khalik.

Kini, kita bukan lagi “tokoh.”
Kini kita hanya manusia.
Dan untuk pertama kalinya dalam hidup…
itu terasa cukup.

Catatan dari sebuah Selter.

Leave a Reply