SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor dengan menerima audiensi dari jajaran Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Majelis Jemaat Immanuel Makassar, Selasa (5/8/2025), di Balai Kota Makassar.
Pertemuan ini berlangsung dalam suasana akrab dan penuh semangat kolaboratif, dipimpin langsung oleh Ketua Majelis Jemaat GPIB Immanuel, Pendeta Yance Tonata, S.Th. Agenda utama yang dibahas meliputi rencana renovasi bangunan gereja serta sejumlah aspirasi umat terkait akses jalan menuju tempat ibadah yang saat ini terdampak oleh pembangunan infrastruktur di sekitar kompleks kantor wali kota.
Pendeta Yance mengungkapkan harapannya agar pemerintah kota dapat memberi perhatian terhadap persoalan akses jalan yang selama ini menjadi kendala bagi jemaat dalam menjalankan aktivitas ibadah. Ia menegaskan bahwa pembangunan kota yang inklusif tak boleh melupakan kebutuhan komunitas keagamaan.
“Kami bersyukur karena Bapak Wali Kota memberikan respons positif. Beliau tidak hanya mendengar, tetapi juga memastikan bahwa penyelesaian akses jalan menuju gereja akan menjadi prioritas pada tahun anggaran berikutnya. Ini tentu kabar yang sangat menggembirakan bagi seluruh jemaat kami,” ujar Pendeta Yance.
Lebih jauh, pihak gereja menyampaikan kesiapannya untuk mendukung berbagai program Pemerintah Kota Makassar, baik dalam bidang sosial, budaya, hingga partisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
“Kami selalu mendorong jemaat untuk terlibat aktif dalam mendukung pembangunan kota. Kami percaya bahwa apa yang dikerjakan oleh pemerintah adalah untuk kemaslahatan masyarakat luas. Dan kami merasa memiliki tanggung jawab moral untuk ikut ambil bagian,” tambahnya.
GPIB Immanuel juga tengah bersiap untuk menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke-80 pada 17 Agustus mendatang. Sejumlah kegiatan sosial dan partisipatif telah dirancang sebagai bentuk kontribusi nyata komunitas gereja dalam memperkuat semangat kebangsaan dan persatuan.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh komunitas GPIB Immanuel. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak dapat berjalan sendiri dalam membangun kota, melainkan membutuhkan keterlibatan aktif dari seluruh elemen masyarakat, termasuk organisasi keagamaan.
“Makassar ini rumah besar bagi kita semua. Pemerintah sangat terbuka untuk berdialog dan bekerja sama dengan siapa saja. Terlebih dengan komunitas keagamaan seperti GPIB Immanuel yang selama ini telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga toleransi, mendukung pembangunan, serta ikut aktif dalam kegiatan sosial masyarakat,” ujar Munafri.
Terkait persoalan akses jalan menuju gereja yang menjadi keluhan jemaat, Munafri memastikan bahwa hal tersebut akan dimasukkan dalam skala prioritas pembangunan infrastruktur tahun depan.
“Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, apalagi berkaitan dengan tempat ibadah, tentu akan kami tanggapi secara serius. Saya sudah instruksikan kepada dinas terkait untuk segera menindaklanjuti dan menyusun rencana teknisnya. Kita ingin semua warga, tanpa kecuali, bisa menikmati akses yang adil dan nyaman,” tegasnya.
Munafri juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas iman dalam membangun Makassar yang inklusif dan harmonis. Menurutnya, keberagaman adalah kekuatan yang harus dijaga dan dijadikan fondasi dalam pembangunan kota yang adil dan berkelanjutan.
“Kita tidak bisa bicara soal pembangunan fisik saja. Pembangunan sosial, spiritual, dan kultural juga harus berjalan beriringan. Dan itu hanya mungkin terjadi jika semua pihak saling terbuka, saling menghormati, dan mau bekerja sama,” katanya.
Audiensi ini menjadi contoh nyata pendekatan partisipatif yang diterapkan oleh Pemerintah Kota Makassar dalam membangun komunikasi dua arah antara pemerintah dan masyarakat. Tidak hanya menjadi ruang untuk menyampaikan aspirasi, pertemuan ini juga memperkuat komitmen bersama dalam membangun kota yang ramah terhadap keberagaman dan terbuka terhadap kolaborasi lintas sektor.
Kolaborasi antara Pemerintah Kota Makassar dan GPIB Immanuel menjadi cermin bahwa pembangunan kota bukan hanya tanggung jawab birokrasi, tapi merupakan kerja kolektif seluruh lapisan masyarakat. Dari ruang ibadah hingga ruang publik, dari umat ke pejabat, sinergi inilah yang akan mempercepat kemajuan Makassar menuju kota yang inklusif, toleran, dan sejahtera.
Leave a Reply