SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, bersama Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, mengajak Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto, serta Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, menikmati pelayaran sore hari menggunakan Kapal Phinisi di perairan Pantai Losari, Senin (11/8/2025).
Kegiatan ini menjadi penutup rangkaian kunjungan kerja Titiek Soeharto di Kota Makassar dalam agenda reses Masa Persidangan IV Tahun 2024–2025. Sejak pagi, rombongan telah melaksanakan sejumlah kegiatan di beberapa titik, termasuk pertemuan dengan pemerintah daerah dan masyarakat.
Pelayaran dimulai dari dermaga Hotel Pantai Gapura pada pukul 17.50 WITA. Rombongan yang terdiri dari Munafri, Fatmawati Rusdi, Titiek Soeharto, Andi Amran Sulaiman, dan anggota Komisi IV DPR RI menaiki Kapal Phinisi untuk berlayar menyusuri perairan di sekitar Pantai Losari.
Selama perjalanan, para tamu disuguhi pemandangan matahari terbenam yang berpadu dengan siluet gedung-gedung di tepi pantai, lampu kota yang mulai menyala, dan panorama pulau-pulau kecil di sekitar Selat Makassar. Beberapa objek ikonik terlihat jelas dari atas kapal, seperti Masjid 99 Kubah, anjungan Pantai Losari, dan deretan bangunan modern yang berdiri di pesisir.
Acara yang dikemas dalam konsep “Afternoon Tea with Sunset Sailing” ini berlangsung dalam suasana santai. Dari dek atas Phinisi, Munafri berdialog akrab dengan para tamu, membahas berbagai isu yang berkaitan dengan pengembangan Makassar, terutama sektor pariwisata dan ketahanan pangan.
Munafri menjelaskan bahwa pelayaran ini bukan hanya sekadar kegiatan santai untuk menjamu tamu dari pusat, tetapi juga bentuk promosi langsung potensi pariwisata Kota Makassar. Menurutnya, Phinisi sebagai warisan budaya dunia dari Sulawesi Selatan memiliki daya tarik tersendiri, terlebih bila dikombinasikan dengan panorama Pantai Losari yang menjadi ikon kota.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota dalam memaksimalkan potensi pariwisata maritim. Keberadaan tokoh seperti Titiek Soeharto yang duduk di Komisi IV DPR RI dinilai relevan dengan potensi kelautan dan perikanan Makassar. Sementara itu, dukungan Menteri Pertanian sangat dibutuhkan untuk memperkuat program pertanian perkotaan, ketahanan pangan, dan distribusi bahan pangan strategis di wilayah ini.
Munafri juga menyoroti bahwa kerja sama lintas sektor tersebut dapat memperkuat posisi Makassar sebagai salah satu pusat distribusi hasil laut dan lumbung pangan di kawasan timur Indonesia. Produk-produk pertanian dan perikanan Makassar tidak hanya mencukupi kebutuhan lokal, tetapi juga berpotensi untuk memenuhi pasar nasional bahkan ekspor.
Selain membahas pariwisata dan pertanian, pertemuan di atas kapal juga menjadi ajang mempererat hubungan personal antara pejabat pusat dan daerah. Menurut Munafri, komunikasi informal seperti ini seringkali lebih efektif dalam membangun pemahaman dan komitmen kerja sama yang kuat di masa depan.
Suasana pelayaran semakin semarak dengan alunan lagu daerah “Pantai Losari” yang diputar di atas kapal. Lagu ini dikenal luas sebagai salah satu ikon musik Makassar yang menggambarkan keindahan pantai dan suasana kota. Para tamu tampak menikmati pemandangan, sambil sesekali mengabadikan momen dengan latar senja di cakrawala barat.
Sekitar satu jam berlayar, kapal kembali bersandar di dermaga Hotel Pantai Gapura. Setelah itu, rombongan menikmati makan malam bersama di teras hotel. Menu yang disajikan terdiri dari kuliner khas Makassar seperti coto, pallubasa, dan aneka hidangan laut.
Kegiatan ini menutup kunjungan kerja Titiek Soeharto dan rombongan di Makassar pada hari itu. Pemerintah Kota Makassar berharap kerja sama yang telah dibangun dalam kesempatan ini dapat segera ditindaklanjuti melalui program nyata yang menguntungkan masyarakat, baik di sektor pariwisata, pertanian, maupun perikanan.
Munafri menambahkan bahwa pihaknya akan terus mempromosikan potensi lokal melalui berbagai cara, termasuk menjadikan acara-acara penyambutan tamu penting sebagai sarana memperkenalkan budaya dan destinasi unggulan kota. Menurutnya, keunikan Makassar terletak pada kombinasi antara warisan budaya, keindahan alam, dan posisi strategis sebagai pintu gerbang Indonesia timur.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat dan legislatif, ia optimistis program pengembangan pariwisata maritim dan pertanian terpadu di Makassar dapat berjalan lebih cepat. Langkah tersebut diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat, meningkatkan lapangan kerja, serta memperkuat citra Makassar di tingkat nasional maupun internasional.
Leave a Reply