SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR – Inovasi unggulan UPT RSUD Haji Makassar, Sadar Tolak Stunting Terpadu di Mamminasata (SAT SET’MA), kembali menunjukkan hasil positif. Melalui program ini, penerbitan dokumen kependudukan lengkap berupa Akte Kelahiran, Kartu Keluarga, dan Kartu JKN dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 2×24 jam untuk seorang pasien stunting yang tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Pasien berinisial MAH kini dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan, khususnya program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), berkat sudah lengkapnya dokumen administrasi kependudukan yang wajib dimiliki. Inovasi ini sekaligus mengatasi salah satu kendala utama dalam penanganan stunting, yaitu terbatasnya akses layanan kesehatan akibat ketiadaan dokumen resmi.
Direktur UPT RSUD Haji Makassar, Dr. dr. Evi Mustikawati Arifin, Sp.KK., M.Kes., menegaskan komitmen rumah sakit dalam mendukung percepatan penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan. “Stunting bukan hanya persoalan kesehatan, tetapi juga terkait akses pelayanan dasar. Melalui SAT SET’MA, kami memastikan setiap pasien mendapat hak administrasi kependudukan agar penanganan medis berjalan optimal,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Inovator SAT SET’MA, drg. Burhanuddin, M.Kes., menyampaikan bahwa keberhasilan program ini berkat sinergi lintas program dan sektor yang solid. “Penerbitan dokumen kependudukan dapat terlaksana karena dukungan berbagai pihak. Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut demi membantu pasien stunting lebih banyak lagi,” jelasnya.
Program SAT SET’MA hadir sebagai inovasi pelayanan terpadu yang tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga membantu mengatasi hambatan administratif yang selama ini memperlambat akses pasien terhadap layanan kesehatan. Sulawesi Selatan masih mencatat prevalensi stunting yang tinggi, sehingga Pemerintah Provinsi menunjuk RSUD Haji Makassar sebagai salah satu rumah sakit rujukan penanganan stunting di wilayah tersebut.
Melalui implementasi inovasi SAT SET’MA, RSUD Haji Makassar mengharapkan model ini dapat direplikasi dan dikembangkan secara berkelanjutan guna mendukung penurunan angka stunting secara komprehensif di Sulawesi Selatan, yang menjadi perhatian serius Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman, dan Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi.
Leave a Reply