Kalau Badan Saja Meminta Istirahat, Bagaimana Dengan Hatimu?

Oleh, Timanratu Maruddani

Kalau badan saja butuh istirahat, masa hati enggak?

Begitulah kata pepatah yang menyampaikan sebuah kebenaran penting: tubuh dan hati sama-sama memerlukan waktu untuk kembali bugar dan tenang. Sering kali, kita terlalu fokus pada istirahat fisik, tetapi lupa bahwa kesehatan mental dan emosional juga krusial untuk dijaga.

Istirahat bukan hanya soal berhenti dari aktivitas fisik dan tidur yang cukup, melainkan juga memberi ruang bagi hati dan pikiran untuk bernafas dan meredakan tekanan. Ketika tubuh lelah, kita bisa langsung tidur atau duduk santai. Tetapi, kelelahan hati seperti stres, cemas, atau beban emosional yang menumpuk justru tidak terlihat kasat mata, sehingga sering diabaikan.

Padahal, seperti tubuh yang memerlukan recovery agar sel-sel bisa diperbaiki dan energi pulih, hati juga butuh pemulihan agar suasana hati membaik, pikiran menjadi jernih, dan kemampuan mengambil keputusan semakin tajam. Istirahat mental membantu mengurangi stres, mencegah gangguan mood, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Keseimbangan antara istirahat fisik dan mental dapat tercipta lewat beberapa cara sederhana: memanfaatkan waktu untuk relaksasi, berbicara dengan orang terdekat, melakukan hobi yang menyenangkan, atau sekadar bermeditasi dan menghirup udara segar. Dengan begitu, hati yang lelah bisa diobati, sehingga kita bisa kembali menjalani hari dengan semangat dan fokus yang baru.

Jadi, mari beri perhatian pada hati seperti kita merawat badan. Sediakan waktu untuk istirahat hati agar kesejahteraan mental tetap terjaga, karena kebahagiaan dan kesehatan kita bergantung pada keduanya — badan dan hati—yang perlu diperhatikan sama besarnya.

Leave a Reply