Pimpinan Pondok Pesantren di Palopo Ditangani Polisi Usai Menampar Santri di Masjid Gegara Tak Disalami

terekam cctv seorang pimpinan pondok pesantren menampar santri di masjid gegara tak disalimi saat pengajian subuh selesai.

SATUKLIKMEDIA.COM, PALOPO – Sebuah video viral di media sosial menunjukkan pimpinan pondok pesantren berinisial Prof S di Kota Palopo menampar seorang santri di dalam masjid karena tidak disalami saat pengajian subuh, sehingga menghebohkan publik dan mendorong korban melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Kasat Reskrim Polres Palopo, Iptu Sahrir, memastikan sudah menerima laporan resmi dari korban pada Minggu (14/9/2025) sekitar pukul 16.00 Wita. Insiden kekerasan itu terjadi selepas salat subuh di masjid dalam lingkungan Pesantren Putra Datok Sulaiman.

Menurut keterangan polisi, usai pengajian subuh, santri-santri biasa melakukan tradisi salaman dengan pimpinan pesantren. Namun, korban terlihat langsung keluar masjid tanpa menyalami atau mencium tangan Prof S sehingga ditegur dan dipanggil kembali ke masjid. Saat berusaha menyalami pimpinan pondok, korban justru ditampar berulang kali hingga kopiahnya terlepas.

“Saat korban hendak menyalami pelaku, pelaku langsung menampar korban. Korban pun telah diperiksakan ke rumah sakit untuk visum,” kata Sahrir. Ia juga menyebut gelar perkara kasus ini dijadwalkan pada Senin (15/9).

Video yang beredar menunjukkan pria memakai jas hitam dan sarung duduk di kursi saat bertemu santri-santri yang satu per satu duduk di depannya untuk bersalaman. Namun secara tiba-tiba, santri yang menjadi korban dipanggil dan ditampar beberapa kali oleh pimpinan. Seorang pria lain terlihat kemudian mengusir santri yang ditampar tersebut.

Tidak hanya satu santri, laporan polisi mencatat ada dua korban terkait insiden penamparan ini, yaitu seorang santri berinisial D (16) dan seorang qori berinisial MK (14). Peristiwa kekerasan terhadap qori ini terjadi pada malam Jumat (12/9/2025) saat acara Maulid Nabi di pesantren yang sama.

Kasus ini mendapat perhatian luas dari masyarakat setelah video kejadian tersebut viral di platform media sosial. Banyak warganet mengecam tindakan kekerasan tersebut dan menyatakan bahwa kekerasan bukan cara yang tepat untuk mendidik santri.

Pihak kepolisian kini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut atas laporan tersebut.

Leave a Reply