Cegah Krisis TPA, Ketua Forum Kota Sehat Melinda Aksa Dorong Perumda Pasar Makassar Kelola Sampah Secara Mandiri dan Terapkan Ekonomi Sirkular

Cegah Krisis TPA, Ketua Forum Kota Sehat Melinda Aksa Dorong Perumda Pasar Makassar Kelola Sampah Secara Mandiri dan Terapkan Ekonomi Sirkular

Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa, melakukan kunjungan ke kantor Perumda Pasar Makassar Raya, Kamis (16/10)

SATUKLIKMEDIA.COM, ​MAKASSAR – Ketua Forum Kota Sehat (FKS) Kota Makassar, Melinda Aksa, mendesak Perumda Pasar Makassar Raya untuk segera menjadikan pasar tradisional sebagai pelopor pengelolaan sampah mandiri yang berkelanjutan. Hal ini mengingat pasar merupakan salah satu penyumbang timbunan sampah terbesar di kota dan kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kritis.

​Desakan ini disampaikan Melinda Aksa saat memimpin rapat koordinasi di kantor Perumda Pasar Makassar Raya, Kamis (16/10). Pertemuan ini turut dihadiri Kabid Persampahan DLH Makassar Dr. Bau Asseng dan jajaran direksi Perumda Pasar.

Pasar Penyumbang Terbesar dan Target Nol Sampah ke TPA

​Melinda Aksa mengingatkan bahwa kebersihan adalah perhatian khusus dari Wali Kota, dan pengelolaan sampah di pasar-pasar masih jauh dari ideal. Ia menegaskan sudah waktunya pasar mengubah kebiasaan dan mengelola sampahnya sendiri di sumber.

​“Kita tahu bersama bahwa pengelolaan sampah di pasar-pasar masih jauh dari ideal. Karena itu, sudah waktunya pasar berpikir untuk mengelola sampahnya secara mandiri,” ujar Melinda.

​Ia mengungkapkan bahwa sekitar 60 persen sampah di Makassar adalah sampah organik, dan pasar menyumbang porsi besar dari total timbunan tersebut.

“Minimal, kita bisa mengurangi 51 persen sampah yang masuk ke TPA. Dua tahun lagi, harapannya sudah tidak ada lagi sampah yang dikirim ke sana,” tambahnya, menekankan urgensi waktu.

​Melinda menyoroti potensi penerapan biopori besar di area pasar sebagai solusi penanganan sampah organik, serta pemanfaatan Sentra Maggot Panakkukang untuk mengolah limbah organik menjadi pakan ternak.

Sampah Pasar: Bukan Musuh, Tapi Bahan Baku

​Kabid Persampahan DLH Kota Makassar, Dr. Bau Asseng, memperkuat pernyataan tersebut, menegaskan bahwa pengelolaan sampah kini menjadi tanggung jawab kolektif. Ia mengacu pada Surat Edaran Wali Kota Nomor 271 Tahun 2025 yang mewajibkan setiap RT/RW dan pasar memiliki bank sampah, lubang biopori, dan pengolahan maggot.

​“Mindset kita harus berubah — sampah bukan musuh, tapi bahan baku yang bernilai ekonomi,” jelas Bau Asseng. Ia menambahkan bahwa 98 persen sampah pasar adalah organik, menjadikannya sangat ideal untuk diolah di sumber.

​Menyambut tantangan tersebut, Direktur Utama Perumda Pasar Makassar Raya, Ali Gauli Arief, SE, menyampaikan komitmennya untuk membangun budaya bersih di seluruh unit pasar.

​“Kami berkomitmen membiasakan teman-teman di pasar menjaga kebersihan. Salah satu program yang akan kami jalankan nantinya adalah lomba kebersihan pasar dan pengelolaan sampah mandiri,” ungkap Ali Gauli.

​Melalui sinergi FKS, DLH, dan Perumda Pasar, diharapkan seluruh unit pasar di Makassar dapat menjadi contoh nyata penerapan ekonomi sirkular, di mana sampah tidak lagi dianggap beban, melainkan sumber daya yang bisa diolah dan dimanfaatkan kembali, sekaligus mendukung upaya Pemkot Makassar menuju kota bebas sampah.

Leave a Reply