SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR – Komika Pandji Pragiwaksono menuai gelombang kecaman setelah membawakan materi stand-up comedy yang dianggap menyinggung masyarakat Toraja dan tradisi adat Rambu Solo. Dalam penampilannya, Pandji menyebutkan bahwa banyak warga Toraja jatuh miskin karena memaksakan diri menggelar pesta kematian yang mahal, serta menggambarkan jenazah keluarga yang belum dimakamkan dibiarkan terbaring di ruang tamu di depan televisi. Pernyataan ini sempat disambut tawa penonton, namun di luar panggung menimbulkan amarah dan protes luas dari masyarakat Toraja.
Ketua Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) Makassar, Amson Padolo, secara tegas mengecam materi tersebut sebagai penghinaan terhadap adat dan budaya Toraja. Ia menyesalkan seorang tokoh publik berpendidikan seperti Pandji menggunakan adat Toraja sebagai bahan lelucon. Ia menegaskan dua hal yang paling menyakitkan yakni anggapan masyarakat Toraja jatuh miskin karena pesta adat dan klaim bahwa jenazah disimpan di ruang tamu depan TV, yang dianggap keliru dan menyesatkan. Menurut Amson, dalam tradisi Toraja jenazah yang belum dimakamkan disemayamkan di ruang khusus, bukan ruang tamu biasa.
Selain itu, akademisi dan mantan anggota DPRD Tana Toraja, Dr. Kristian H.P. Lambe, menyampaikan bahwa materi tersebut menunjukkan ketidaktahuan dan keliru mengenai makna, struktur sosial, dan pengelolaan adat Rambu Solo yang sudah terencana dengan matang oleh keluarga. Ia juga mempertanyakan data empiris yang menjadi dasar tuduhan jatuh miskin akibat pesta kematian dalam adat tersebut.
Pengamat budaya dan antropolog juga menilai bahwa Rambu Solo merupakan ritual sakral penghormatan terakhir yang diakui UNESCO dan tidak pantas dijadikan bahan candaan. Rambu Solo’ mengandung nilai religius, sosial, dan kekerabatan yang sangat tinggi bagi masyarakat Toraja.
Hingga kini, komika Pandji Pragiwaksono belum mengeluarkan permintaan maaf resmi terkait kontroversi ini sehingga tekanan dan desakan untuk bertanggung jawab terus menguat dari berbagai kalangan masyarakat dan tokoh adat Toraja.
				
				
Leave a Reply