SATUKLIKMEDIA.COM, JAKARTA – Produsen mobil mewah asal Jerman, Mercedes-Benz, mengumumkan penarikan kembali (recall) ribuan kendaraannya setelah ditemukan potensi masalah pada pemasangan baut kopling kemudi. Cacat produksi ini dinilai dapat meningkatkan risiko kecelakaan bila tidak segera ditangani.
Menurut laporan CarsCoops, Selasa (26/8), Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional Amerika Serikat (NHTSA) menyatakan bahwa masalah tersebut berpotensi memengaruhi 3.749 unit kendaraan Mercedes-Benz yang diproduksi dalam rentang tahun 2023 hingga 2026.
Model yang Terpengaruh
NHTSA menyebutkan, model yang terdampak mencakup lini GLC dan GLC Coupe, mulai dari GLC 300 entry-level hingga varian performa tinggi GLC 63 S E Coupe. Selain itu, jajaran kendaraan listrik EQE, termasuk model EQE 53 4MATIC, juga masuk dalam daftar recall.
Baut yang seharusnya mengencangkan kopling kemudi pada model-model tersebut diduga tidak dipasang sesuai spesifikasi pabrikan. Kondisi itu berpotensi membuat sambungan antara kopling kemudi dan rak kemudi melemah seiring waktu. Jika dibiarkan, sambungan longgar dapat menurunkan kendali kemudi dan membahayakan pengemudi serta penumpang.
Awal Mula Masalah
Mercedes-Benz pertama kali menyadari adanya kemungkinan cacat produksi ini pada pertengahan Juli 2025. Laporan awal muncul setelah seorang pengemudi melaporkan suara bising tak wajar dari sistem kemudi kendaraannya.
Hasil investigasi internal menemukan bahwa penyebab suara tersebut adalah baut kopling kemudi yang tidak terpasang dengan benar. Produsen kemudian menelusuri jalur produksi dan menemukan adanya “celah dalam proses produksi”.
Mercedes menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, pekerja pabrik secara tidak sengaja melewatkan kendaraan pada tahap pengencangan baut kemudi. Meski bukan kegagalan desain, kesalahan prosedural ini berpotensi berdampak serius bagi keselamatan.
Langkah Recall dan Perbaikan
Menindaklanjuti temuan tersebut, Mercedes-Benz memutuskan untuk melakukan penarikan resmi terhadap unit-unit yang diyakini terdampak. NHTSA memastikan pemberitahuan kepada para pemilik kendaraan akan dikirimkan mulai 17 Oktober 2025.
Meski masalah ini berhubungan dengan komponen vital, proses perbaikannya dinilai cukup sederhana. Pihak dealer hanya perlu memeriksa dan mengencangkan sambungan antara kopling kemudi dan rak kemudi sesuai standar pabrikan. Tidak ada komponen yang harus diganti secara massal.
Citra Merek dan Tren Recall
Kasus ini menambah daftar panjang recall kendaraan yang dilakukan oleh produsen otomotif global. Bagi Mercedes-Benz, isu keselamatan seperti ini tentu berpotensi memengaruhi citra merek yang selama ini identik dengan kualitas premium dan standar keamanan tinggi.
Namun, langkah cepat untuk menarik dan memperbaiki kendaraan justru dinilai lebih baik daripada menunggu masalah berkembang menjadi insiden besar. Recall menjadi mekanisme standar industri otomotif untuk menjaga keselamatan konsumen dan kepatuhan terhadap regulasi internasional.
Fokus pada Konsumen
Mercedes-Benz menegaskan komitmennya untuk menempatkan keselamatan pengemudi sebagai prioritas utama. Dengan skema recall ini, pemilik kendaraan yang terdampak tidak akan dikenakan biaya perbaikan. Dealer resmi akan memberikan layanan pemeriksaan dan pengencangan baut secara gratis.
Seiring meningkatnya kompleksitas produksi kendaraan modern—baik mesin konvensional maupun listrik—tantangan kualitas produksi juga makin besar. Mercedes berharap kasus ini dapat ditangani secara cepat agar tidak menimbulkan keresahan di kalangan konsumen, terutama bagi mereka yang menggunakan model GLC dan EQE terbaru.
Penutup
Penarikan ribuan kendaraan ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi otomotif semakin canggih, faktor manusia dalam rantai produksi tetap memainkan peran penting. Kesalahan kecil, seperti kelalaian mengencangkan baut, dapat menimbulkan risiko besar bila tidak segera dikoreksi.
Dengan recall yang terstruktur, Mercedes-Benz berupaya memastikan bahwa seluruh unit terdampak kembali sesuai standar keamanan. Langkah ini diharapkan bisa menjaga kepercayaan konsumen terhadap brand yang selama puluhan tahun dikenal dengan slogan “The Best or Nothing.”
Leave a Reply