Semarak budaya dan kearifan lokal kembali menggema di Kabupaten Barru dengan digelarnya pesta adat Mattojang dan Mappadendang di Lapangan Monumen Nasional Desa Paccekke, Kecamatan Soppeng Riaja, Rabu (10/9/2025).
Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari, SH., M.Si, hadir langsung dalam acara tersebut dan menyampaikan rasa bangganya karena tradisi Mattojang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Ia mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tradisi luhur ini serta mempromosikannya sebagai daya tarik wisata unggulan Barru. Bupati juga mendorong publikasi kegiatan adat melalui media sosial agar semakin dikenal di luar daerah.
Mappadendang sendiri merupakan tradisi memukul lesung padi secara kompak dengan irama khas yang dilakukan warga pada malam hari bulan purnama sebagai ungkapan syukur panen. Sedangkan Mattojang adalah permainan ayunan raksasa yang terbuat dari bambu tinggi sekitar 10 meter, di mana warga secara bergotong royong mengayunkan satu orang yang duduk di ayunan tersebut sebagai bagian dari perayaan panen dan simbol kegembiraan masyarakat.
Kepala Desa Paccekke, Muhammad Dahlan, S.Sos., M.Si, menyebut tradisi ini menjadi identitas khas yang menguatkan jati diri komunitas Bugis Barru. Selain menjadi ajang syukur dan silaturahmi, acara ini juga menghidupkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif lokal. Partisipasi masyarakat dan pejabat setempat, termasuk bupati yang turut mencoba permainan dan berinteraksi secara langsung dengan warga, menambah kemeriahan acara.
Pesta adat ini diharapkan menjadi agenda tahunan yang tidak hanya menjaga kelestarian budaya, tapi juga mendorong kemajuan pariwisata desa yang kini sudah menjadi destinasi unggulan di Kabupaten Barru.
Leave a Reply