Pemkot Makassar Kebut Pembangunan 15 Creative Hub, Sebarluaskan Ruang Kreatif Hingga ke Tiap Kecamatan

Pemkot Makassar Kebut Pembangunan 15 Creative Hub, Sebarluaskan Ruang Kreatif Hingga ke Tiap Kecamatan

SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR – Pemerintah Kota Makassar menunjukkan keseriusannya dalam menggenjot ekosistem ekonomi kreatif. Dalam langkah ambisius, Pemkot mengumumkan akan memperluas pembangunan Makassar Creative Hub (MCH), dengan target membangun 15 lokasi baru yang tersebar di seluruh kecamatan dalam lima tahun ke depan. Tiga titik baru telah dipastikan akan segera dibangun, membuka babak baru bagi ruang-ruang kreatif yang ramah komunitas.

Tim Ahli Pemkot Makassar, Dara Nasution, mengungkapkan bahwa tiga lokasi yang telah diputuskan sebagai titik awal pembangunan MCH berikutnya adalah Kecamatan Rappocini, Tamalate, dan Biringkanayya. Keputusan ini diambil setelah melalui survei lapangan dan kajian teknis yang mendalam, memastikan lokasi tersebut paling layak dan strategis untuk menampung tingginya antusiasme anak muda Makassar.

“Kemarin kita sudah survei dan diputuskan yang paling feasible untuk dibangun itu adalah tiga titik ini,” ujar Dara, usai mendampingi tim dari Kementerian Keuangan. Proyek ini kini langsung memasuki tahap perencanaan, dari rancangan desain gedung hingga koordinasi teknis dengan SKPD terkait. “Anggaran sudah diketok, sekarang sudah di tahap perencanaan—mulai desain gedung, konsultan perencanaan, hingga koordinasi dengan SKPD terkait,” jelasnya, menegaskan bahwa Pemkot bergerak cepat untuk mewujudkan program ini.

Konsep Inklusif dan Tematik yang Terintegrasi

Setiap MCH yang akan dibangun akan memiliki spesifikasi minimal yang telah ditetapkan dalam Peraturan Wali Kota. Fasilitasnya dirancang secara komprehensif, mencakup amfiteater, ruang kelas (classroom), studio podcast, ruang pemberdayaan UMKM, hingga toilet yang ramah bagi penyandang disabilitas. “Semua gedung harus memenuhi ceklis itu. Konsepnya inklusif, ramah difabel, dan bisa diakses masyarakat umum,” tegas Dara.

Selain itu, Pemkot juga berupaya mengintegrasikan ruang terbuka hijau (RTH) di setiap lokasi. Di beberapa titik, seperti Tamalate dan Rappocini, ketersediaan lahan memungkinkan penambahan taman sebagai area publik yang dapat dimanfaatkan oleh komunitas. “Kita ingin satu lokasi bisa menghadirkan banyak visi sekaligus, bukan hanya gedung MCH tetapi juga taman dan RTH,” tambahnya.

Masing-masing MCH juga akan dirancang secara tematik sesuai potensi wilayahnya. Misalnya, MCH di kawasan pesisir akan menonjolkan aktivitas UMKM dan brand lokal, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan pusat wisata. Sebaliknya, MCH di Rappocini, yang dikelilingi oleh banyak kampus, akan dirancang sebagai pusat teknologi dan inovasi. “Konsultan perencanaan akan memetakan potensi sekitar agar setiap MCH punya karakteristik unik,” kata Dara, memastikan setiap hub dapat menjawab kebutuhan spesifik komunitas di sekitarnya.

Model Berbiaya Rendah, Dikendalikan Komunitas

Keberhasilan proyek ini tidak lepas dari antusiasme luar biasa dari generasi muda Makassar. MCH Pantai Losari yang lebih dulu beroperasi telah menjadi bukti tingginya kebutuhan akan ruang-ruang kreatif gratis. “Amfiteaternya full booking sejak Juni hingga November. Anak-anak muda Makassar sangat antusias. Mereka hanya butuh ruang gratis yang bisa menampung sekitar 100 orang, tanpa harus bayar seperti sewa hotel atau kafe,” ungkap Dara.

Model pengelolaan MCH pun dibuat sederhana dan berbasis komunitas. Warga cukup memesan jadwal melalui admin dan bertanggung jawab menjaga kebersihan. Sebagai bentuk kemitraan, komunitas biasanya membuat konten dan mengabarkan aktivitas yang digelar di MCH. “Ini intervensi low budget. Pemerintah hanya menyediakan ruang, sisanya digerakkan oleh komunitas. Antusiasme mereka benar-benar luar biasa,” tandasnya.

Proyek ambisius ini merupakan program jangka menengah Pemkot Makassar. Dengan target menyelesaikan tiga hingga empat titik per tahun, diharapkan pada akhir masa jabatan Wali Kota seluruh 15 MCH dapat berdiri, menjadikan Makassar sebagai kota yang tidak hanya modern, tetapi juga kaya akan kreativitas dan ruang bagi generasi mudanya untuk tumbuh dan berkarya.

Leave a Reply