SATUKLIKMEDIA.COM, MAKASSAR – Dukungan masyarakat terhadap program lingkungan Pemerintah Kota Makassar di bawah kepemimpinan Wali Kota Munafri Arifuddin bersama Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham semakin menguat. Hari ini, Wali Kota Munafri Arifuddin didampingi Ketua TP PKK Makassar sekaligus Ketua Dewan Lingkungan Hidup Makassar, Melinda Aksa, meluncurkan Gerakan Bioberkah (Biopori Mengubah Sampah Jadi Berkah) yang digagas oleh Permabudhi Kota Makassar. Acara berlangsung di Vihara Vimalakirti, sebagai wujud nyata kolaborasi antara pemerintah dan komunitas keagamaan dalam mendorong perubahan perilaku masyarakat terhadap lingkungan, khususnya pengelolaan sampah.
Wali Kota Munafri memberikan apresiasi tinggi kepada umat Buddha di Makassar yang aktif mendukung gerakan lingkungan dengan menerapkan biopori dan pengolahan sampah organik di lingkungannya. “Saya senang melihat masyarakat bergerak sendiri, seperti yang dilakukan oleh Permabudhi hari ini. Artinya kesadaran mulai tumbuh. Pemerintah bisa membuat aturan, tapi perubahan hanya terjadi kalau masyarakat mau ikut bergerak,” ujarnya.
Pemkot Makassar saat ini tengah mengembangkan sistem pengelolaan sampah terintegrasi di tingkat RT/RW. Sistem ini mendorong warga untuk memiliki biopori, teba, dan eco-enzyme di lingkungan masing-masing. Dengan demikian, Ketua RT/RW tidak hanya bertanggung jawab pada administrasi, tetapi juga memastikan pengelolaan sampah berjalan baik di wilayahnya. “Setiap RT harus punya sistem pengelolaan sampahnya sendiri. Harus ada biopori, TEBA, dan pemisahan sampah rumah tangga. Ini harga mati, karena dari situlah keseimbangan lingkungan dimulai,” tegas Munafri.
Menuju visi Makassar sebagai kota zero waste di tahun 2027, Munafri menargetkan ribuan rumah tangga mampu mandiri mengolah sampah menjadi produk bermanfaat seperti pupuk organik, maggot, dan cairan eco-enzyme, mengurangi beban TPA Antang secara signifikan. Selain mengurai sampah, biopori juga berperan penting dalam mencegah banjir dengan mempercepat resapan air ke tanah. Hasil olahan sampah pun mendukung urban farming di dua lokasi percontohan, membuktikan bahwa bertani tidak hanya untuk desa, melainkan juga di kota dengan nilai ekonomi yang nyata.
Keberhasilan Pemkot Makassar juga terlihat dari tidak termasuknya kota ini dalam daftar 336 daerah darurat sampah nasional berdasarkan keputusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menandakan efektivitas kerjasama Pemkot dan masyarakat dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Ketua Permabudhi Kota Makassar, Suzanna, menyatakan bahwa Gerakan Bioberkah merupakan wujud sukacita dan dukungan umat Buddha terhadap program pemerintah. Sebanyak 1.000 pipa biopori akan didistribusikan ke seluruh vihara di Makassar, dengan 120 pipa pertama diserahkan simbolis pada hari ini. “Gerakan ini menjadi cara kami menyatukan berbagai aliran umat Buddha melalui semangat peduli lingkungan dan mendukung Makassar yang lebih bersih, mandiri, dan lestari,” ujar Suzanna.
Gerakan Bioberkah menjadi bagian dari rantai perubahan besar menuju masa depan lingkungan Makassar yang lebih baik, bersih, dan mandiri, berlandaskan kesadaran kolektif masyarakat.
Leave a Reply