Ibu Hamsiah dg Kebo Nyatakan Graduasi Mandiri: Teladan Kemandirian KPM PKH dari Gowa

Ibu Hamsiah dg Kebo Nyatakan Graduasi Mandiri: Teladan Kemandirian KPM PKH dari Gowa

pemkot-makassar

SATUKLIKMEDIA.COM, GOWA – Kementerian Sosial RI kembali menerima kabar yang menggugah dari salah satu Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (KPM PKH). Kabar tersebut datang dari Ibu Hamsiah dg Kebo, warga Dusun Marannu, Desa Pattallassang, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Gowa, yang menyatakan kesediaannya graduasi mandiri dari kepesertaan PKH setelah merasa keluarganya mulai berdaya dan ingin memberikan kesempatan kepada warga lain yang lebih membutuhkan.

Keputusan ini bukan sekadar administrasi. Tindakan tersebut mencerminkan nilai kemanusiaan, rasa syukur, dan kepedulian sosial yang kuat, sekaligus menggambarkan keberhasilan PKH dalam mendorong kesejahteraan warga miskin.

Kehidupan Sederhana yang Dibangun dengan Ketekunan

Keluarga Ibu Hamsiah menjalani kehidupan dengan penuh kerja keras. Suaminya, Baharuddin dg Rapi, bekerja sebagai buruh angkut sampah harian, sementara Ibu Hamsiah menambah penghasilan dengan menjual kue di Pasar Rakyat Pattallassang tiga kali setiap pekan. Meski hidup di tengah banyak keterbatasan, pasangan ini tetap memprioritaskan pendidikan anak-anak mereka.

Buah dari ketekunan itu terlihat pada kedua putrinya. Nurhalisah, anak pertama, saat ini menempuh kuliah di UIN Alauddin Makassar berkat beasiswa KIP Kuliah. Sementara si bungsu, Zhahira, kini duduk di kelas 9 SMPN 2 Pattallassang. Kemajuan pendidikan anak-anak inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan keluarga ini merasa siap melangkah mandiri.

Pendidikan Keluarga P2K2 Menjadi Titik Balik

Kesadaran untuk mengundurkan diri secara sukarela muncul setelah Nurhalisah mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) PKH di Dusun Marannu. Dalam kegiatan yang digelar di Kantor Desa Pattallassang itu, pendamping PKH membahas materi pengasuhan anak serta konsep graduasi mandiri bagi KPM yang dinilai telah berdaya.

Materi tersebut begitu membekas bagi sang anak hingga ia menyampaikan seluruh isi P2K2 kepada orang tuanya. Keluarga kemudian berdiskusi dan menyadari bahwa meski mereka masih hidup sederhana, ada warga lain yang kondisinya jauh lebih mendesak. Dari musyawarah hangat dan penuh haru itulah, keputusan graduasi mandiri lahir secara tulus.

Pernyataan Penuh Keikhlasan: “Masih Banyak yang Lebih Membutuhkan”

Ketua Kelompok KPM PKH Dusun Marannu, Ibu Jusmiati dg Pine, kemudian menyampaikan keputusan tersebut kepada Pendamping SDM PKH Kemensos RI, Muhammad Fadhil, S.Pd.I. Pendamping langsung melakukan kunjungan untuk mengonfirmasi niat keluarga tersebut.

Dalam pertemuan itu, Ibu Hamsiah dengan suara lirih namun yakin menyampaikan alasannya:

“Kami sangat bersyukur telah menjadi bagian dari PKH. Bantuan itu sangat membantu, bahkan sebagian saya jadikan modal jualan kue. Dengan KKS PKH juga, anak kami bisa mendapat beasiswa KIP Kuliah. Tetapi kami sadar, masih banyak keluarga lain yang lebih membutuhkan. Kami ingin memberikan kesempatan itu kepada mereka.”

Ia melanjutkan,
“Kami yakin, rezeki yang berkah akan datang kalau kita peduli kepada sesama.”

Pernyataannya membuat suasana pertemuan terharu. Keputusan ini menggambarkan kebesaran hati yang melampaui kondisi ekonomi mereka sendiri.

Pendamping PKH: Teladan bagi KPM Lain

Pendamping PKH, Muhammad Fadhil, memberikan apresiasi mendalam atas keputusan keluarga tersebut. Menurutnya, graduasi mandiri seperti ini menjadi bukti nyata keberhasilan PKH dalam mendorong perubahan pola pikir dan kemandirian keluarga penerima manfaat.

“Ini bukan hanya soal berhenti menerima bantuan, tetapi tentang kesadaran sosial yang tumbuh melalui proses pendampingan. Ibu Hamsiah memberi teladan bahwa nilai gotong royong masih hidup kuat di tengah masyarakat,” ujarnya.

Ia berharap langkah seperti ini dapat menginspirasi KPM lainnya di Gowa dan daerah lain untuk semakin percaya diri membangun kemandirian.

PKH Hadir untuk Memberdayakan

Kisah ini menegaskan bahwa PKH bukan hanya program bantuan, tetapi juga sarana pemberdayaan keluarga. Melalui kegiatan P2K2 dan pembinaan pendamping, perubahan nyata dapat terlihat dari cara keluarga mengambil keputusan secara dewasa dan bertanggung jawab.

Graduasi mandiri keluarga Ibu Hamsiah menciptakan ruang bagi keluarga lain yang benar-benar rentan untuk menerima manfaat PKH, sehingga program semakin tepat sasaran.

Penutup

Kementerian Sosial RI menyampaikan penghargaan atas langkah penuh keikhlasan keluarga Ibu Hamsiah dg Kebo. Pemerintah berharap keluarga ini semakin berkah rezekinya, usaha mereka makin lancar, dan pendidikan anak-anaknya sukses serta membawa kebanggaan bagi orang tua.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kemandirian, syukur, dan kepedulian sosial adalah nilai yang dapat membangun masyarakat yang lebih kuat. Semoga Ibu Hamsiah menjadi inspirasi bagi seluruh KPM PKH di Indonesia.

Leave a Reply