Terbongkar! Misteri Ribuan Tahun Wilayah Indonesia Terbelah Dua, Ini Penjelasan Ilmiah dari Australia

Terbongkar! Misteri Ribuan Tahun Wilayah Indonesia Terbelah Dua, Ini Penjelasan Ilmiah dari Australia

Benua Australia dan Indonesia.(Tangkapan Layar Apple Maps)

SATUKLIKMEDIA.COM, JAKARTA – Sebuah studi terbaru yang dilakukan para ilmuwan Australia mengungkap alasan ilmiah mengapa wilayah Indonesia secara biologis terbagi menjadi dua bagian. Jawabannya terletak pada “Garis Wallace”, sebuah batas biogeografi yang sudah lama menjadi misteri dalam dunia ilmu pengetahuan.

Garis yang pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Russel Wallace pada tahun 1863 itu menjadi batas tak kasat mata yang memisahkan spesies Asia dan Australia di kawasan Indonesia dan Asia Tenggara. Penemuan garis ini muncul setelah Wallace melakukan perjalanan ilmiah melintasi wilayah Asia Tenggara hingga ke Papua Nugini.

Saat menjelajahi nusantara, Wallace menyadari ada perbedaan mencolok dalam keberadaan spesies di setiap wilayah yang ia lewati. Sebagai contoh, spesies hewan di Kalimantan memiliki kesamaan dengan spesies di daratan Asia, sementara di Sulawesi dan wilayah timur Indonesia, fauna yang ditemui justru lebih menyerupai hewan-hewan khas Australia.

Perubahan Iklim dan Pergerakan Lempeng Jadi Kunci Jawaban

Kini, setelah lebih dari 160 tahun sejak Wallace mengungkap temuannya, para peneliti dari Universitas Nasional Australia (ANU) akhirnya berhasil memecahkan misteri besar di balik garis tersebut. Melalui pendekatan ilmiah modern berbasis pemodelan komputer, mereka mengungkap bahwa perbedaan distribusi spesies itu tidak hanya soal jarak geografis, melainkan juga akibat dari perubahan iklim ekstrem dan aktivitas tektonik jutaan tahun silam.

Menurut Alex Skeels, ahli biologi evolusi dari ANU dan penulis utama studi tersebut, peristiwa penting terjadi sekitar 35 juta tahun lalu, ketika lempeng Australia mulai bergerak menjauh dari Antartika dan menuju utara, hingga akhirnya bertabrakan dengan Asia. Proses ini menciptakan jalur laut baru dan menyebabkan terpisahnya benua serta munculnya kawasan baru, yang kini kita kenal sebagai Indonesia atau Nusantara.

“Saat Australia terpisah dari Antartika, terbentuklah laut dalam di sekitarnya yang saat ini menjadi tempat Arus Sirkumpolar Antartika (ACC), arus laut terbesar di dunia,” ujar Skeels seperti dikutip dari Live Science, Rabu (6/8/2025).

ACC berperan vital dalam mengatur suhu global, karena arus ini mengalir tanpa hambatan mengelilingi Antartika, dan memengaruhi iklim banyak kawasan di dunia.

Model Komputer: Spesies Asia Bisa Menyeberang, Spesies Australia Terbatas

Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis lebih dari 20.000 spesies di kawasan Asia Tenggara dan Australia menggunakan model komputer canggih. Model ini menghitung sejauh mana kemampuan setiap spesies menyebar, menyesuaikan diri secara ekologis, serta hubungan evolusioner di kedua sisi garis Wallace.

Hasilnya mencengangkan: spesies dari Asia ternyata mampu menyeberangi garis Wallace dan beradaptasi dengan lingkungan di wilayah timur Indonesia. Sebaliknya, spesies khas Australia tidak mampu melakukan hal yang sama ke wilayah barat garis Wallace.

Alasannya? Perbedaan iklim ekstrem antara kedua wilayah tersebut. Kawasan Asia Tenggara dan sebagian besar Indonesia memiliki iklim yang hangat dan lembap, sedangkan wilayah Australia mengalami musim dingin yang kering. Hal ini membuat spesies dari Asia lebih fleksibel untuk hidup di lingkungan baru, sementara spesies Australia lebih terbatas adaptasinya.

“Bukan hanya jarak atau laut yang jadi penghalang, tapi kemampuan bertahan hidup di iklim berbeda yang menjadi faktor utama,” jelas Skeels.

Garis Wallace: Batas Alam yang Masih Berlaku Hingga Kini

Garis Wallace sejatinya membentang dari antara Kalimantan dan Sulawesi, lalu turun hingga antara Bali dan Lombok, memisahkan wilayah Indonesia ke dalam dua zona biogeografi utama: Asia di barat, dan Australia di timur. Batas ini bukanlah batas politik, namun justru batas alami yang telah mengatur distribusi kehidupan selama jutaan tahun.

Penemuan ilmiah ini memberikan pembaruan penting terhadap pemahaman kita tentang evolusi, migrasi spesies, dan dampak perubahan iklim purba terhadap keanekaragaman hayati di kawasan Asia-Pasifik.

Implikasi untuk Ilmu Pengetahuan dan Konservasi

Studi ini tak hanya menjawab teka-teki ilmiah yang sudah berusia lebih dari satu abad, tapi juga penting dalam konteks konservasi satwa liar. Dengan memahami keterbatasan adaptasi spesies dan bagaimana sejarah bumi membentuk persebaran mereka, ilmuwan bisa lebih akurat merancang kebijakan pelestarian lingkungan yang sesuai dengan karakteristik ekosistem lokal.

Selain itu, penemuan ini juga menjadi bukti nyata bagaimana aktivitas geologi dan perubahan iklim global dapat memengaruhi struktur kehidupan di bumi dalam skala waktu jutaan tahun.

Kesimpulan: Indonesia, Persimpangan Biologis Dunia

Indonesia, khususnya wilayah timur dan tengah, ternyata merupakan salah satu kawasan dengan keanekaragaman hayati paling unik di dunia, karena menjadi titik pertemuan antara dua dunia biologis berbeda: Asia dan Australia. Kini, berkat kemajuan teknologi dan pemodelan ilmiah, misteri di balik perbedaan tersebut akhirnya terkuak.

Studi dari Universitas Nasional Australia ini sekaligus menjadi pengingat bahwa batas alami di dunia ini sering kali lebih menentukan daripada batas buatan manusia. Garis Wallace adalah bukti bahwa sejarah geologi dan iklim purba masih meninggalkan jejaknya hingga hari ini – bahkan di flora dan fauna yang kita lihat di sekeliling kita.

Leave a Reply